Powered By Blogger

Minggu, 09 Oktober 2011

Sejarah Palembang


Selamat datang di SEJARAH KOTA PALEMBANG, web site ini khuhus buat masyarakat Indonesia. Disini kamu dapat mengetahui tentang kota palembang dimasa lalu sampai sekarang ini, tentang kerajaan Sriwijaya,kesultanan-kesultanan Palembang Darussalam, wisata masyarakat palembang dan lain-lainnya.
Asal dari kata Palembang, ada yang mengatakan dari ngelimbang emas(mengayak emas). Ini tidak tepat karena sungai musi bukan mengandung emas. Pendapat lain asal katanya adalah lembang dan dihubungkan dengan daerah lembang, di bandung letaknya lebih rendah. Orang Arab menyebutnya Fa-lim-ban sampai sekarang, orang Palembang sendiri Palembang. Pendapat lain asal kata palembang dibagi 2, kata pa-arti nya tempat sedangkan lembang artinya air mengembang, mengambang atau rawa-rawa jadi kata. Palembang adalah tempat rawa-rawa.
 Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Benua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang.Menurut topografinya. kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. 
Fa-Hien adalah seorang Bhiksu Cina datang menuntut ilmu di Bumi Sriwijaya dan kemudian menjadi peneliti mencatat dalam kunjungannya di ibu kota kedatukan pada tahun 414 M. Ada juga catatan China pada tahun 562 datang di china utusan dari Kan-to'-li.Diperoleh keterangan bahwa Kan-to'-li adalah Palembang.
Pada tahun 671, seorang pendeta Budha China mengunjungi kota Chin-li--p'i-shih, yang terletak disemenanjung malaysia sekarang dia memepekirakan Chin-li adalah       "Sri" dan p'i-shih adalah "wijaya", kota itu adalah Palembang sekarang.
Dari keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya sudah ada pada abad ke-4. Prasasti ini menyebutkan bahwa pada 683 seorang raja besar datang di kota Palembang(Bukit Siguntang)sekarang, dan mendirikan kerajaan, sama yaitu Sriwijaya sayang tidak  di sebut raja itu dari mana asal nya. Raja nya bernama Dapunta Hiyang Siddharyatra.Ditahun 683, Sriwijaya identik dengan Palembang.
Berdasarkan peninggalan-peninggalan diatas, keberadaan Sriwijaya terdapat dibeberapa tempat dan negara sekarang. Misalnya, candi jawa tengah, candi jambi Prasasti Malaysia Angkor Wat dari negara indocina. Dan di simpulkan oleh ahli sejarawan, bahwasannya kerajaan Sriwijaya berpindah-pindah tempat, sesuai dengan kondisi dan situasi.
Orang tua-tua di Palembang menyebutnya kerajaan Sriwijaya sebagai Kedatukan Sriwijaya. ini sebutan PENGHORMATAN kepada Raja yang agung atau yang dituakan.

kerajaan Sriwijaya ini memang khas, Kedatukan Sriwijaya menandai diawalinya sejarah tercatat di indonesia (sebelumnya belum ada yang tercatat atau bertarikh, sriwijaya sebagai negara maritim, Sriwijaya adalah kerajaan Komersial yang mensuplai komoditas asil bumi penting terutama untuk china.

Sriwijaya adalah pencipta "building boom" (masa marak pembagunan) selama kira-kira dua abad(730-830) dengan mendirikan sejumlah candi dan bangunan lainnya lainnya di pulau jawa. Sriwijaya pusat ilmu pengetahuan agama Budha Mahayana dijaman dahulu.Agama resmi negara agama Budha Mahayana dan Sriwijaya itu kerajaan melayu. Bahasa resmi Sriwijaya adalah Melayu Kuno, menggunakan huruf Palawa, Datuk (Raja) Sriwijaya berasal dari Srilangka, dinasti Shaile.

Kerajaan Sriwijaya mampu membangun  sebuah candi-candi seperi, Candi Kalasan, Candi Sari, candi Borobudur (Ilustrasi Kehidupan sang Budha terdapat pada relief candi ini, Terdapat 504 Patung Budha sebesar besar Manusia, Candi Mendut, Candi Prambanan.
Sebuah negara Maritim gagah dan berkuasa biasanya terletak dipinggir laut yang dapat mengatur keamanan lalu lintas laut di daerah itu, dengan kewibawaan yang melekat pada negara tersebut. Asal kata Maritim adalah mare, (bahasa latin yang beaerti laut). Letak ibu kota Sriwijaya di pinggir sungai tapi tetap menguasai perdagangan  jalur laut tersebut.
Datuk Sriwijaya Dipunta Hiyang Sri Jayanaga, dikenal oleh kawan dan lawan "King Of the Mountains and lord of the Isles" (Raja Pegunungan dan yang Dipertemuan di Kepulauan). Daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi seluruh Sumatra dan Semenanjung Malaysia.  
Puncak zaman keemasan Sriwijaya adalah sekitar abad ke-7, karena benar-benar mengendalikan Selat Malaka, sumatera bagian Utara, semenanjung Malaysia dan Jawa Barat. Salah satu  Datuk Sriwijaya, Balaputra Dewa pada abad ke-9 secara tetap manyantuni para bhiksu dan universitas Nalandadi Bahar Selatan, india. Perlu dicatat bahwa agama Budha di india Timur sudah hampir menghilang pada abad ke-13.
Atisha, seorang Bhiksu asal india sebelum menyebarkan agama Budha Tantri di Tibet, juga belajar di  Palembang dari 1015-1027. Dia belajar pada guru Dharmapala. Menurut Prasasti Besar Laiden, pada akhir abad ke-10, Sriwijaya mencapai puncak kejayaan sebagai ilmu pengetahuan agama Budhah, pada masa Datuk Cudawanirwaman dan anaknya Datuk Marawija yottunggawarman.

Kedatuka Sriwijaya dalam Literatur Cina dikenal dengan  nama :
1. Cho-Li-fo-Che          4. Fo-Shin                       7.Kan-To'li = Palembang
2. San -Fo-Thi              5. Cho-Jo-Kua
3. Chiya-Ta               6. Yin-Yai-Sheng-Lan

Dalam Literatur Arab, Sriwijaya dikenal sebagai  dengan nama :
1.Sribaza                  2.Saribasah                3.Fa-lim-ban


Sebagai negara Melayu. Kedatukan Sriwijaya adalah pusat Kesusastraan melayu tertua dikawasan sendiri.ini dibuktikan apa yang tertuang dalam Prasasti Kedukan Bukit dan lain-lainnya Prasasti berbahasa resmi yaitu Melayu Kuno berhuruf Palawa.
I-Tsing juga melaporkan terdapat sejumlah kira-kira 150.000 Mahasiswa termasuk dari manca negara yang belajar di Bumi Sriwijaya setiap  Mahasiswa  luar yang menuntut ilmu diharuskan belajar  bahasa melayu(K'un'lun) dahulu.
Dibantu oleh empat orang sarjana dibawanya dari China daratan , I-Tsing menulis karyanya dan dikirimkannya  ke China Pada tahun 692 M. Dia dapat mengarang dua buah buku sejara waktu itu.   Datuk-datuk Sriwijaya-Palembang Sejak(683M) :
Leluhur Palembang
Pada zaman Sriwijaya, bangsa-bangsa lain mengincar kedudukkannya yang strategis kerajaan yang menguasai perniagaan perniagaan di daerah penghubung negeri Barat dengan Timur Dekat (Cina) itu. Selaian letaknya yang strategis, daerah ini menghasilkan komoditas penting, seperti lada, kopi, hasil hutan misalnya rotan, kayu, gading gajah, dan cula badak.
Banyaknya ekspedisi yang menyerang melalui laut kerajaan lain  di Asia Selatan yang menyerang Sriwijaya, membawa pengaruh buruk kepada kedatuk-an. Setelah diserang berkali-kali oleh Raja Cola dari India kerajaan Sriwijaya mulai melemah.Setelah serangan pada 1023, pada 1025 diserang lagi oleh raja Cola, datuk sriwijaya benar-benar kalah dan harta kerajaan di rampas oleh raja Cola pulang kenegaranya. Berkuasalah bajak laut Cina setelah Raja Cola pulang kenegaranya.Untuk sementara Ibu Kota Sriwijaya menjadai sarang bajak laut yang memeras kapal-kapal niaga serta hasil bumi.
Sedikit demi sedikit, para bajak laut dapat dikalahkan dan kewenanganya sebagai negara maritim pulih. Kerajaan di Jambi mencoba mengambil tempat Kedatukan. Ini tidak berjalan lancar karena kerajaan melayu sendiri adalah jajahan Majapahit. Sriwijaya kembali mengirim lagi utusan ke Cina pada 1028 yang datuknya waktu itu bernama Sridewa.
"The Wallet City of  Palembang ". Pada 1023 Raja Cola, India Muka, bernama Rajendra Coladewa (Kemenakan Datuk Sriwijaya sendiri) dalam ekspedisi pertamanya menyerangan Sriwijaya, menceritakan bahwa Kota Palembang mempunyai tiga lapis gapura (pintu masuk), indah ('permata keindahan'), permai ('Harta keemasan') dan kuat ('pertahanan') pintu terakhir ini juga dijuliki Widhya Dharma Terama.
Prasasti Tanjore (1030 M) menulis bahwa ibu kota Palembang berpagar (walled capital city) Palembang tersebut dari batu bata dan panjang pagar puluhan li. (10 li=3 mil=5 1/2 Kilometer). Kedatuk-an membuat tembok tinggi yang kekar dengan garis lingkaran puluhan li mengelilingi ibu kotanya, "menurut prasasti Tanjore.
Pada awal abad ke 12, dengan armada yang terdiri dari 150 kapal, Kedatuk-an Sriwijaya menghancurkan kerajaan tersebut dan menghukumnya dengna apa yang perna direbutnyadahulu, sekaligus takluk dengan penyerang.
Pada 1121, setelah ekspedisi yang telah berhasilitu, Kedatuk-an membangun kembali pusat rekreasi di Danau Ranau, dekat Kenali  disan banyak terdapat patung Budha dalam sikap duduk.
Kedatuk-an Bukit dibawah penguasa Demang Lebar Daun pada Abad 14 mempunyai anak bernama.
1. Wan Sundari
2. Puteri Kembang Dadar

Sedangkan Putri Rambut Selako adalah sanak famili dari Demang Lebar Daun, Ratu Bagus Sekuning (ratu Bagus Panglaku) adalah pegawai Kraton Palembang berasal dari Banten. Panglima Batu Api adalah Pengawal Raja Demang Lebar Daun

Kedukan Bukit kedatangan tiga orang bersaudara dari daerah bawah laut  (Keturunan Iskandar Zulkarnaen dari Makedum (Masedonia) Timur Tengah, sekitar Irak bernama  :
1. Nila Utama
2. Nila Pahlawan (Sangsapurba)
3. Krisna Pandita

Kedatangan tiga orang ini membuat ladang yang digarap 2 orang janda yanga bernama :
1. Wan Empu
2. Wan Malini

Menjadi ladang emas. Kemudian dua orang pendatang ini yang bernama Nila Utama dan Krisna Pandita Akhirnya masing-masing mengawini dua janda tersebut. Sedangkan Nila Pahlawan Mengawini Putri Demang Lebar Daun bernama Wan Sundari.
Dari perkawinan dua bersaudar dengan dua janda, salah satu  mempunyai anak bernama Iskandar Alam ( Sigentar ALam). Nila Pahlawan (Sangsapurba) dengan Wan Sundari yang akhirnya menurunkan keturunan menjadi cikal bakal Raja-raja Melayu, baik dari pesisir Timur Sumatra Kepulauwan dan semenanjung melayu dan Kalimantan Utara.

Datuk Pertama            : Dapunta Hiyang Siddyaharta dan  Hiyang Jayanaga
Datuk Kedua              : Dewa Darma Putera
Datuk Ketiga              : Darmapara
Datuk Keempat          : Lokita Warman
Datuk Kelima             : Sri Indrawarman
Datuk Keenam           : Wisnu Warma
Datuk Kedelapan       : Dara Nindra (Sri WiraWairi Mathana
Datuk Kesembilan      : Balputradewa
Datuk Kesepuluh        : CulaWani Warman
Datuk Kesebelas         : Mara Wijayatunggawarman
Datuk - datuk lain belum diketahui

Pada masa kejayaannya Kedatuk-an Sriwijaya mampu memebangun sebuah candi di jawa tengah, masa itu terkenal dengan nama "Building boom"  (masa maraknya pembangunan Kedatukan).

Candi-candi yang dibangun Kedatuk-an Sriwijaya dimasa pemarintahan di Yaouh Bumi  (sekitar 730-860 M), dijawa tengah.candi itu adalah sebagai berikut :

Candi Sari, dekat candi Kalasan didirikan oleh Datuk Sriwijaya di Yaoh Bumi, yaitu Sri sang Gerama Danam Jaya atau Sri wira  Wairi Mathana (Menurut  prasastiKelurak).candi Mendut atau Candi Pawon.
Candi Prambanan dan 250 bagian-bagiannya.Disini bibangun pusat Pemerintahan, sebagian terdapat di Di Hiyang(Dieng) sebagian candi-candi itu menjadi tempat pemujaan kepada para Budisatwa dan tara (perantara).
Agama waktu itu adalah Hindu dan Budha Tantri (mistik-magis), yang bertujuan untuk mendapat jasmani yang intan atau jasmani sempurna.Hal itu sangat berlainan dengan  candi-candi asli di Yaoh Bumi yang beragama Budha Mahayana(ajaran budha yang sederhana).

Candi Kalasan, didirikan pada 778 atas perintah Datuk Sriwijaya Sri Darma Tungga (775-789 M), dilaksanakan oleh  Rakai Penangkaran.

Candi Borobudur didirikan Datuk Sriwijaya di Yaoh Bumi, yaitu Sri Samaratungga atau Srisama Ragna Wira pada 825 M, bersama pembangunan candi Mendut.
Kerajaan Sriwijaya   sudah jatuh ditimpa tangga, setelah diserang bertubi-tubi oleh Raja Cola dari India, Raja Kertanegara dari singosari, dan Kerajaan Majapahit dari Jawa Timur bersama itu pula menyerang bajak laut dari China dan rekan rampok meraka dari pulau Sulu(Fhilipina sekarang). Akhirnya meraka berhasil membumi hanguskan  Kota Palembang (1464)Semua pertahanan Sriwijaya dipinggir sungai Musi dan sungai Batang hari diruntuhkan rata.
Sebagian pejabat Negara dan rakyat menyelamatkan diri ke pulau Jawa dan Malaysia, Pelembang dikuasai oleh Majapahit, Demak dan mataram.Semasa  dibawah Majapahit, penduduk Palembang sudah beragama Islam. Raja Majapahit Prabu Brawijaya V mengirim anaknya Ario Damar untuk menjadi dipertuan di Palembang, Ario Damar baru mengetahui bahwa Palembang tidak tunduk seratus persen kepada Majapahit, namun dia tidak tersinggung dan berupaya secara damai membina hubungan baik.Waktu itu Palembang dikuasai oleh empat penguasa  yaitu salah satunya sultan Mughni. Ario Damar yang pandai mengambil hati Sultan, karena pergaulannya Ario Damar masuk Islam dan mengganti namanya maenjadi Ario  abdillah atau Ariodillah dan, menikahi Putri Sultan Mughni bernama Semadong Biduk. Setelah Sultan Mughni wafat, Ariodillah menggantikan kedudukannya menjadi penguasa Palembang, Ariodillah mengasuh adik tirinya Raden Fatah, anak ayahanda Prabu Brawijaya yang beristrikan dari Campa. Pada tahun 1473, R.Fatah bersama putra kandung Ariodillah Raden Kusen kembali ke jawa dan membangun sebuah desa Bintaro di Demak. Raden Fatah manjadi Sultan Demak atas prakasa Sunan Ampel.
Patih Yunus (Patiunus) adalah putra Raden Fatah. Sultan Trenggono, adik Patiunus dengan pasukannya menumbangkan Majapahit untuk Kesultanan Demak Waktu itu Majapahit sudah dikuasai oleh Raja Kelling(Kelingga) Girinda Wardana yang memakai gelar Brawijaya VI. Prabu Brawijaya sudah mengungsi karena adanya pemberontakan. Raden Fatah memasukan Majapahit kedalam Demak dan dia bergelar senopati Jimbun Abdurrahman penembahan Palembang Sayidin Panata Gama. Dengan gelar "Penembahan Palembang", R.Fatah menganggap Palembang sangat penting bagi Sultan Trenggono untuk melanjutkan Kesultanan Demak. Setelah Ariodillah wafat (makam ,dimakam Pahlawan Palembang) pada 1528 Demak mengutus Pangeran Sido Ing Lautan untuk menggantikan Ariodillah. Pada 1533 naik tahta menjadi Sultan pertama setelah Sriwijaya.Pangeran Sido Inglautan wafat dan di gantikan anaknya Gde Ing Suro yang datang dari Demak dengan 80 anggota keluarganya pada 1545 Palembang waktu itu masih dibawah Kesultanan Demak.
Makam Raja di kawasan 2 Ilir Kecamatan Ilir Timur II dikenal sebagai latar belakang Penyebaran agama islam di di Sumatera Selatan (Palembang) yaitu makam Kiayi Gede Ing Suro. Dimakam ini dimakamkan Kiayi Gede Ing Suro dia sebagai pendiri pondasi dalam penyebaran agama islam dan memerintah pada Tahun 1545 Masehi.

Penyebaran yang di lakukan Kiayi Gede Ing Suro di Sumsel(Palembang) bermula Palembang menjadi daerah perebutan kekuasaan Demak, Raden Fatah menunjuk  Sido Ing Lautan untuk menggantikan Ariodillah sebagai wakil Kesultanan Demak di Palembang. Kemelut Perebutan ini menyebabkan Para Priayi-Priayi dari Demak pindah ke Palembang yang di pimpin oleh Kiayi Gede Ing Suro (anak dari Pangeran Sido Ing Lautan) dan menetap serta wafat di Palembang, dia menyebarkan agama islam di Palembang.

Demak berhasil menaklukan Mataram Karena prilaku Mataram Yang semena-mena dan awal Palembang yang berdaulat di masa Pemerintahan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Imam Kiemas Endi, dia memproklamasikan putus hubungan dengan Mataram pada 1659 dia juga dikenal sebagai Pangeran Ario Kesuma Abdurrahim bergelar Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidil Imam KIemas Endi kemudian   Sultan abdurrahman Kiemas Endi Melepaskan diri dari pemerintahan Demak dan memproklamasikan kemerdekaan Kesultanan Palembang Darussalam. Dia sebagai pelopor sekaligus penyebaran agama islam di Palembang Darussalam ini pada tahun 1069-1118 H atau 1659-1706 M. Dan Wilaya Pemerintahan dan penyebaran Agama islam waktu itu adalah Propinsi Sumatra Selatan termasuk Bangka Belitung, jambi, Lampung, dan Bengkulu, serta termasuk lingkungan Batanghari Sembilan.

1 komentar:

  1. Maaf panglima raja batu api pengawal Demang lebar daun atau putra raja sigentar alam? Sebab khusus makam dibukit Siguntang tertulis gelar pangeran raja bagi batu api bukan panglima seperti junjungan dan bagus karang

    BalasHapus